Demo Image
Walang Kok dimakan?

Walang Kok dimakan?

Dawarblandong, 17-03-2021. Mendengar nama belalang ini saja sudah bisa membuat banyak orang merasa merinding. Lalu bagaimana ketika serangga kecil yang banyak kaki itu diolah menjadi masakan-masakan yang atraktif, dihidangkan di atas piring dan menjadi masakan yang luar biasa enaknya. Belalang atau sering disebut walang ternyata cukup popular untuk dijadikan camilan oleh masyarakat terlebih di Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong. Tidak heran, karena di desa ini belalang memang cukup mudah didapatkan di sawah atau ladang dan keberadaannya sangat mengganggu tanaman para petani sehingga diburu dan diinovasi menjadi sebuah camilan yakni dengan digoreng.

Sebut saja, Fatmawati (37) warga Desa Suru Kecamatan Dawarblandong yang mengaku sudah tiga tahun menjalani bisnis walang ini. Harga Rp 80.000,-  per kg untuk walang mentah dan Rp 200.000,- untuk walang yang sudah dimasak. 

Menurut Feri M A, Sanitarian yang suka blusukan di desa-desa ini, "Rasanya gurih, garing, renyah agak pahit dikit. Kriuk-kriuk gimana gitu," ketika mencicipi walang produksi Ibu Fatmawati.

Kegiatan pengawasan TPM (tempat pengolahan/penjualan makanan) sudah berjalan sejak lama, termasuk di wilayah kerja UPT Puskesmas Dawarblandong ini.

"Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk memberikan pengarahan dan pembinaan kepada para pemilik atau pedagang makanan dan minuman agar tetap menjaga keamanan dan kesehatan pangan, demi meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Dawarblandong" sambung Ninik Munawati, S.Tr Keb, Kepala UPT Puskesmas Dawarbladong, ketika ditemui secara terpisah di ruang kerjanya. (sam)

@ Designed By Dinas Komunikasi & Informatika Kab. Mojokerto