Demo Image
SOSIALISASI INM dan IKP DINKES KAB. MOJOKERTO

SOSIALISASI INM dan IKP DINKES KAB. MOJOKERTO

Mojokerto, Dinkes Kab. Mojokerto. Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto melalui Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes) telah mengadakan Sosialisasi Aplikasi INM dan IKP di Hotel  Hall Lynn Hotel, Jl. Empunala No. 87 Mojokerto (17-18/11).

Tidak kurang dari 29 undangan menghadiri acara tersebut, yaitu PJ Mutu masing-masing Puskesmas se-Kabupaten Mojokerto dan Labkesda Mojokerto. Dengan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya acara dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten yang diwakilkan oleh Kasi Yankes, Hariyono, S,Kep. Ners., M.Kes karena benturan acara pertemuan di Trawas.

Aplikasi INM dan IPK ini adalah sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat keberhasilan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Penetapan INM ini dimaksudkan untuk menilai apakah upaya yang dilakukan dapat meningkatkan mutu layanan secara berkesinambungan, untuk memberikan umpan balik, sebagai transparansi publik dan sebagai pembanding (benchmark) dalam mengidentifikasi best practice sebagai pembelajaran, terang Hariyono, S,Kep. Ners., M.Kes dalam sambutannya saat membuka acara.

Hari pertama (16/11) sosialisasi aplikasi INM dengan narasumber dr. Deni Setiawan, seluruh undangan diajakan bagaimana cara menginput data aplikasi INM.

Makna INM ini adalah Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan bertujuan untuk mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan dalam kebersihan tangan, sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhannya agar dapat menjamin keselamatan pasien dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Sementara itu, indikator Kepatuhan Penggunaan APD bertujuan untuk mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan dalam menggunakan APD guna menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi Sedangkan, indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pemberi layanan kesehatan dalam melaksanakan identifikasi pasien pada proses pelayanan. Indikator pertama dan kedua bisa dikaitkan dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Sedangkan, indikator ketiga dan juga indikator kedua bisa dikaitkan dengan Keselamatan. Adapun target dari masing-masing indikator di atas secara berturut-turut adalah 85%, untuk kepatuhan cuci tangan, 100% untuk kepatuhan penggunaan APD, 100% untuk kepatuhan identifikasi pasien, 90% untuk keberhasilan pengobatan pasien TB 100% k ibu hamil yang mendapatkan pelayan ANC sesuai standar dan 76,61 untuk kepuasan masyarakat.

“Untuk kepuasan pasien, hendaknya melakukan survei terlebih dahulu sesuai dengan Permenpan RB No. 14 Tahun 2017. Setelah data ditabulasi dalam aplikasi excel, dinput ke dalam aplikasi INM.”, tambah dr. Deni Setiawan yang biasa mangkal di PMI Mojokerto ini.

Hari kedua (17/11), sosialisasi IKP dengan narasumber dr. Irsyad :Kaji Mbeling” Herminova yang suka menyemir rambut warna merah agar terlihat nyentrik ini, mengatakan,” Penundaan akreditasi bukan berarti menjadi hambatan perbaikan mutu”, di awal sambutannya.

Banyak hal yang diperoleh pada hri kedua ini, diantaranya para undangan diajarkan menyusun investigasi sederhana, investigasi komprehensif, akhirnya pada RCA.

Pelaporan IKP sangat vital didalam mengumpulkan informasi yang akan dipakai sebagai dasar analisa dan rekomendasi. Kemampuan mencegah dan melindungi pasien terhadap  Insiden tergantung pada budaya keselamatan pasien, salah  satunya adalah Pelaporan insiden

Pada hari kedua ini, semua undangan dibagi menjadi 4 kelompok dengan tugas untuk membuat investigasi sederhana, investigasi komprehensi, dan RCA. Banyak perserta yang merasa bersyukur adanya kegiatan ini, karena akan mampu meningkatkan pelayanan mutu di Puskesmas. (sam)

@ Designed By Dinas Komunikasi & Informatika Kab. Mojokerto